Kamis, 18 Februari 2010

d' bEst Animasi



meMory My BirThdAy(d'genK family)



Now... I'am..


gak terasa banget sekarang udah semester 8...
tinggal beberapa langkah menuju sebuah perang besar Yang hebat.
dan setelah itu.. banyak hal yang akan dicapai diraih dan dikejar..
aku harus sanggup melewatinya. dan yakin BISAAAAAAAAAAAAAAA
(asyik.. ngetik dosen PS lewat...en menyapa "bagaimana.. udah oke???"lalu dengan sedikit agak tegang aku menjawab "udah pak.." padahal... masih ada keraguan hahaha...dasar!!!
waktu terus berlalu.. tapi seperti biasa semua masalah kupandangi dengan santai.. tapi aku serius menjalaninya.
ini semua demi sebuah CITA CITA!!!
minggu ini lahi Heng...
kondisis fisik gak fit! terus.. banyak lah yang meski deadline
ngilangin stress... aku bergerlya di dunia maya FB,YM en BLOG jadi teman sejati,,, selain itu... aku juga mulai nulis lagi... kali ini isenk doank buat sebuah cerita gak jelas. tentang sebuah perjalanan gadis muslimah yang aktif. CAHAYA FATHIA.. dan kebencian kepada seorang lakilaki yang juga pimpinannya M.AZRIL. kisah ini cuma isenk dan gak rampung... dan aku juga tak mengharap dipublikasikan.. semua cuma isenk doankkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.... hehehe. kalau ada yang tersinggung mohon maaf ya... semua masih dalam tahap pembelajaran menyempurnakan kisah fiksi...sekali lagi maaf yaaa.(apa sih.. koq gak nyambung nyambung.. hehe.. maklum lagi heng)

ME n My FamIly...




aKu SungguH mencinTai mEreka MELEbIhi Nyawa Ku sendiri...
Ya ALLAH jangan PisahKan kami. rahmati kami dengan kasihMU.. Ikatkan kami dalam satu tali cinta HAKIKI yang tak lekang oleh Waktu... pertEmukan kami disyurgaMU. kami berkumpul disana untuk bertemu denganMU ya ilahi. AMIN ALLAHUMMA AMIN

yUk... beLAjAR dAri Wajah


Menarik sekali jikalau kita terus menerus belajar tentang fenomena apapun yang terjadi dalam hiruk-pikuk kehidupan ini. Tidak ada salahnya kalau kita buat semacam target. Misalnya : hari ini kita belajar tentang wajah. Wajah? Ya, wajah. Karena masalah wajah bukan hanya masalah bentuknya, tapi yang utama adalah pancaran yang tersemburat dari si pemilik wajah tersebut.

Ketika pagi menyingsing, misalnya, tekadkan dalam diri : "Saya ingin tahu wajah yang paling menenteramkan hati itu seperti apa? Wajah yang paling menggelisahkan itu seperti bagaimana?" karena pastilah hari ini kita akan banyak bertemu dengan wajah orang per orang. Ya, karena setiap orang pastilah punya wajah. Wajah irtri, suami, anak, tetangga, teman sekantor, orang di perjalanan, dan lain sebagainya. Nah, ketika kita berjumpa dengan siapapun hari ini, marilah kita belajar ilmu tentang wajah.

Subhanallaah, pastilah kita akan bertemu dengan beraneka macam bentuk wajah. Dan, tiap wajah ternyata dampaknya berbeda-beda kepada kita. Ada yang menenteramkan, ada yang menyejukkan, ada yang menggelikan, ada yang menggelisahkan, dan ada pula yang menakutkan. Lho, kok menakutkan? Kenapa? Apa yang menakutkan karena bentuk hidungnya? Tentu saja tidak! Sebab ada yang hidungnya mungil tapi menenteramkan. Ada yang sorot matanya tajam menghunjam, tapi menyejukkan. Ada yang kulitnya hitam, tapi penuh wibawa.

Pernah suatu ketika berjumpa dengan seorang ulama dari Afrika di Masjidil Haram, subhanallaah, walaupun kulitnya tidak putih, tidak kuning, tetapi ketika memandang wajahnya... sejuk sekali! Senyumnya begitu tulus meresap ke relung qolbu yang paling dalam. Sungguh bagai disiram air sejuk menyegarkan di pagi hari. Ada pula seorang ulama yang tubuhnya mungil, dan diberi karunia kelumpuhan sejak kecil. Namanya Syekh Ahmad Yassin, pemimpin spiritual gerakan Intifadah, Palestina. Ia tidak punya daya, duduknya saja di atas kursi roda. Hanya kepalanya saja yang bergerak. Tapi, saat menatap wajahnya, terpancar kesejukan yang luar biasa. Padahal, beliau jauh dari ketampanan wajah sebagaimana yang dianggap rupawan dalam versi manusia. Tapi, ternyata dibalik kelumpuhannya itu beliau memendam ketenteraman batin yang begitu dahsyat, tergambar saat kita memandang sejuknya pancaran rona wajahnya.

Nah, saudaraku, kalau hari ini kita berhasil menemukan struktur wajah seseorang yang menenteramkan, maka caru tahulah kenapa dia sampai memiliki wajah yang menenteramkan seperti itu. Tentulah, benar-benar kita akan menaruh hormat. Betapa senyumannya yang tulus; pancaran wajahnya, nampak ingin sekali ia membahagiakan siapapun yang menatapnya. Dan sebaliknya, bagaimana kalau kita menatap wajah lain dengan sifat yang berlawanan; (maaf, bukan bermaksud meremehkan) ada pula yang wajahnya bengis, struktur katanya ketus, sorot matanya kejam, senyumannya sinis, dan sikapnya pun tidak ramah. Begitulah, wajah-wajah dari saudara-saudara kita yang lain, yang belum mendapat ilmu; bengis dan ketus. Dan ini pun perlu kita pelajari.

Ambillah kelebihan dari wajah yang menenteramkan, yang menyejukkan tadi menjadi bagian dari wajah kita, dan buang jauh-jauh raut wajah yang tidak ramah, tidak menenteramkan, dan yang tidak menyejukkan.

Tidak ada salahnya jika kita evalusi diri di depan cermin. Tanyalah; raut seperti apakah yang ada di wajah kita ini? Memang ada diantara hamba-hamba Allah yang bibirnya di desain agak berat ke bawah. Kadang-kadang menyangkanya dia kurang senyum, sinis, atau kurang ramah. Subhanallaah, bentuk seperti ini pun karunia Allah yang patut disyukuri dan bisa jadi ladang amal bagi siapapun yang memilikinya untuk berusaha senyum ramah lebih maksimal lagi.

Sedangkan bagi wajah yang untuk seulas senyum itu sudah ada, maka tinggal meningkatkan lagi kualitas senyum tersebut, yaitu untuk lebih ikhlas lagi. Karena senyum di wajah, bukan hanya persoalan menyangkut ujung bibir saja, tapi yang utama adalah, ingin tidak kita membahagiakan orang lain? Ingin tidak kita membuat di sekitar kita tercahayai? Nabi Muhammad SAW, memberikan perhatian yang luar biasa kepada setiap orang yang bertemu dengan beliau sehingga orang itu merasa puas. Kenapa puas? Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW – bila ada orang yang menyapanya – menganggap orang tersebut adalah orang yang paling utama di hadapan beliau. Sesuai kadar kemampuannya.

Walhasil, ketika Nabi SAW berbincang dengan siapapun, maka orang yang diajak berbincang ini senantiasa menjadi curahan perhatian. Tak heran bila cara memandang, cara bersikap, ternyata menjadi atribut kemuliaan yang beliau contohkan. Dan itu ternyata berpengaruh besar terhadap sikap dan perasaan orang yang diajak bicara.

Adapun kemuramdurjaan, ketidakenakkan, kegelisahan itu muncul ternyata diantara akibta kita belum menganggap orang yang ada dihadapan kita orang yang paling utama. Makanya, terkadang kita melihat seseorang itu hanya separuh mata, berbicara hanya separuh perhatian. Misalnya, ketika ada seseorang yang datang menghampiri, kita sapa orang itu sambil baca koran. Padahal, kalau kita sudah tidak mengutamakan orang lain, maka curahan kata-kata, cara memandang, cara bersikap, itu tidak akan punya daya sentuh. Tidak punya daya pancar yang kuat.

Orang karena itu, marilah kita berlatih diri meneliti wajah, tentu saja bukan maksud untuk meremehkan. Tapi, mengambil tauladan wajah yang baik, menghindari yang tidak baiknya, dan cari kuncinya kenapa sampai seperti itu? Lalu praktekkan dalam perilaku kita sehari-hari. Selain itu belajarlah untuk mengutamakan orang lain!

Mudah-mudahan kita dapat mengutamakan orang lain di hadapan kita, walaupun hanya beberapa menit, walaupun hanya beberapa detik, subhanallaah.***

Bundel by UGLY --- Jan '02

senja Di LangiT hatIkU


Jejaknya masih membekas
Menyisa tanya,..
Kemana ia pergi
Lama sudah tak terlihat wujudnya
Semakin hari, ia semakin membayang
Masih mampu aku melukiskan
Gambaran kisah silam
Disetiap sudut cintanya
Setiap waktu yang kulalui
Memberikan kesejukan
Atau bukan kesejukan
Tapi aku tetap menantinya
Mungkin kah kembali
Segala rasa asa dan cita
Yang dulu pernah ada
Atau lenyap begitu saja
Aku merasa kehilangan
Angan ku pudar
Cintaku menghilang
Dengan seribu tanya
Aku berlari sekuat tenaga
Sampai kutemukan jawabannya
Aku lemah..

mOesLimah KejoRa


aku menatap penuh
Seolah ada yang menghalangi langkahku
ia.,…
Dengan segala tutur bahasanya,
Melenakan keegoisan
Dengan ilmu dan keimanannya
Setiap katanya mengandung makna,
Tak sedikitpun kata yang terlewatkan
Tanpa mengagungkan kebesaran ALLAH.
Ia selalu mengingatkanku,
Akan perjuangan Rasulullah
Yang membuatku selalu rindu;
Rindu untuk perjumpaan kepada Rasulullah
Terkadang senyum kesabaran nya
Membuat ku malu akan kesalahan ku
Ia bagai kejora di kegelapan
Berkelap-kelip, di tengah pekat malam
Simpul keanggunannya
Bukan lewat kecantikan atau putih kulitnya
Tapi melalui pancaran keikhlasannya
Ia tak pernah membenci selain kepada musuh ALLAH..
Hingga amarahnya berubah menjadi salju
Dan air di kedalaman telaga jernih.
Cintanya kepada Allah
Pengabdiannya, perjuangannya,
Ia srikandi umat
Ia selalu dinanti disetiap pertemuan
Pesonanya engkau..
Hamba ALLAH yang tak pernah letih membangun keimanan..
Ajarkan aku wahai srikandi umat..
Akan kesabaran dan kekhlasan
Di tengah dahaga fatamorgana dunia ini
Wahai muslimah sejati dikeheningan iman.

TenTang.....

Berlalu detik waktu
Menceritakan tentang kisah pilu..
Kisah yang tak bisa tergenggam oleh waktu,,
Dan kisah yang tak bisa terbakar oleh asa..
Kisah itu menyisakan luka..
Luka yang teramat dalam
Sehingga membekas begitu kelihatan
Dan begitu sakit jika dirasakan..
Saat saat merasakan kepiluan
Aku bagaikan pengemis kasih sayang yang bukan
hakku
Aku telah merebut satu kecintaan yang bukan
milikku
Aku telah mendahului perasaan yang belum
waktunya kurasakan
Aku telah mengambil satu keyakinan yang
sungguh bukan satu kepastian
Tapi aku tetap ingin merasakan
Ternyata ini lah hati pertama yng ku biarkan
berkabung
Berkabung di atas sebuah perasaan
Yang ntah itu fitrah diri
Atau sekedar emosi kepalsuan
Yang pasti luka itu teramat membekas dan sulit
disembuhkan
Ya…
Ini sebuah luka, duka dan pilu
Bukan sebuah anugerah yang terindah
Karena kita tak pernah ingin kan semua ini ada
dalam do’a kita
Tapi ia tiba tiba hadir tak dipinta
Datang tak dijemput
Dan mungkin akan pergi meninggalkan rasa
sakit
Yang membutuhkan banyak korban untuk
menyembuhkannya
Korban materi, korban pikiran korban waktu..
Semoga kita bisa segera menyembuhkan sakit
ini

RindU 1/2 MatI

Seribu tetes rindu menggenang dalam aura jiwaku
Mengalirkan kisah kemabali kepangkuanku
Berbisik waktu membangun senyapku
Ingin ku terbang menemuimu
Titik warna menggurat jemari tanganmu
Kembai raga menerawang waktu
Memanggil memori meniti secercah ketenangan
Teringat kau…dan kisah terindah
Disini ku terrbaring membeku
Kunanti hangat wajahmu menerpa
Menanti aku direlung diri tak bertepi..

MerAjut SunyI

Malam ini… ku temiu Engkau dalam sujudku
Sunyi dan senyap sekelilingku..

Dalam diam semesta..
Tibaa tiba kurasakan kehadiranMu
Dalam detak jantungku..
Desah nafasku
Dan aliran darahku…
Engkau sering lepas, jauh, dari gemerrlap kehidupanku..
Bahkan dalam sujud sujudku..

Merajut sunyi…
Dalam diam semeseta.. kurasakan Engkau menyapa..
Lewat isyarat isyarat makna..

seseuatu Yang ku RinDu

Desir angin…. kicauan burung
Gemericik air hujan… seakan bertasbih..
Menyebut asma MU..
Dan aku… yang penuh dengan butiran butiran dosa hanya bias diam
Menikmati… kesendirianku…meratapi kebodohanku..
Andai detik bias kembali..
Akan kurajut hari kurangkai hidupku..
Dengan secercah cinta… cinta yang tak bertepi…

Namun itu hanya… sekedar angan…
Yang terbang bersama detik kehidupan…ditengah butiran butiran dosa..
Ada asa yang terselip
Semoga masih ada waktu bagiku..
Meraih cintayang kurindu..
Aku rindu padaMU YA ILAHI……

ajari aku TUHAN



Tuhan…
Ajarilah aku untuk terus bersyukur
Bahkan sampai diriku ada dalam keadaan yang paling teraniaya
Ajarilah aku agar terus, menjadi orang baik
Bahkan ketika dunia tak sanggup lagi tersenyum

Ajari aku tuhan
Agar selalu bias tertawa setelah menangis
Agar selalu bias bangkit setelah terjatuh
Agar bias terus berjalan walau aral melintang didalam sana
Agar tidak pernah menyerah walau hamper mati sekaipun

Ajari aku Tuhan.. agar tidak pernah kehilangan muka ‘agar tidak pernah kehilangan kepercayaaan
Ajari aku tuhan..
Agar tidak menjalani hidup yang sia sia
Ajari aku TUHAN,,,