Minggu, 13 September 2009

ini aku...

seharusnya aku bisa lebih berfikir jernih..
dan tidak seharusnya pula aku memberikan satu-satunya harta yang paling berharga didalam diriku kepada orang yang sama sekali tak pantas mendapatkannya..
aku lebih suka jauh dari mereka,.. menjalani hari-hariku tanpa pernah ada cerita seperti ini.. aku yang salah, atau mereka yang keterlaluan?
benar-benar aku tak mengerti..ya.. allah, detik ini juga aku ingin menyerahkan hatiku sepenuhnya untuk Mu.. aku tak kan lagi jatuh seperti ini... jika saja sejak dulu aku mendengarkan kata-kataMu.. awalnya ku hanya ingin bermain saja.. tapi akulah yang terjebak dengan permainanku sendiri...
ya Allah.. aku ingin keluar dari perangkap ini..
semoga tak pernah ada saudara ku yang beriman.. menjadi sepertiku..

Rabu, 09 September 2009

ANTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP KRISIS ENERGI
www.al-khazanah.blogspot.com

1. LATAR BELAKANG
Krisis energi yang dipicu naiknya harga minyak dunia (mencapai US$ 100/barrel) menghimpit kehidupan masyarakat berbagai lapisan di Indonesia. Hal ini semakin menyadarkan berbagai kalangan di tanah air bahwa ketergantungan terhadap BBM secara perlahan perlu dikurangi. Buruknya pengaruh pembakaran BBM ke lingkungan juga menjadi faktor pendorong pencarian dan pengembangan energi alternatif non BBM.
Dalam situasi semacam ini; pencarian, pengembangan, dan penyebaran teknologi energi non BBM yang ramah lingkungan menjadi penting, terutama ditujukan pada kalangan miskin sebagai golongan yang paling terkena dampak kenaikan BBM. Salah satu teknologi energi yang sesuai dengan persyaratan tersebut adalah teknologi biogas.
Terdapat beberapa teknologi yang dapat digunakan untuk mengkonversi limbah (organik) menjadi energi, diantaranya: pembakaran langsung, konversi kimia, dan konversi biologi. Diantara teknologi tersebut, biogas (konversi biologi) termasuk teknologi yang memiliki efisiensi tinggi karena residu proses biogas juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk berkualitas tinggi. Tanpa keterlibatan teknologi pengolahan sampah, methana hasil penguraian limbah secara natural akan terlepas (dan mencemari) atmosfer tanpa termanfaatkan (catatan; methana termasuk dalam gas rumah kaca). Dari sudut pandang itulah dapat disimpulkan bahwa teknologi biogas termasuk teknologi ramah lingkungan.
Pemanfaatan limbah peternakan (kotoran ternak) merupakan salah satu alternatif yang sangat tepat untuk mengatasi naiknya harga pupuk dan kelangkaan bahan bakar minyak. Namun sampai saat ini pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk belum dilakukan oleh petani secara optimal, terkecuali di daerah-daerah sentra produk sayuran. Sedangkan didaerah-daerah yang banyak ternak dan bukan daerah sentra produksi sayuran, kotoran ternak banyak yang tertumpuk di sekitar kandang dan belum banyak yang dimanfaatkan sebagai sumber pupuk. Apalagi pemanfaatan kotoran ternak sebagai sumber sumber bahan bakar dalam bentuk gas bio dan biorang. Teknologi dan produk tersebut merupakan hal baru bagi masyarakat, petani dan peternak kita. Pemanfaatan kotoran ternak sebagai sumber energi, tidak mengurangi jumlah pupuk organik yang bersumber dari kotoran ternak. Karena pada pembuatan gas bio, kotoran ternak yang sudah diproses dikembalikan ke kondisi semula yang diambil hanya gas metan(CH4) yang digunakan sebagai bahan bakar. Kotoran ternak yang sudah diproses pada pembuatan gas bio dipindahkan ketempat lebih kering, dan bila sudah kering dapat disimpan dalam karung untuk penggunaan selanjutnya.
Gas bio dapat dihasilkan dari fermentasi kotoran ternak pada keadaan aerobic (tanpa oksigen). Kotoran ternak yang sudah diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 1 ½ bila ditempatkan pada ruang tertutup seperti dalam drum akan terjadi fermentasi. Proses ini terjadi pada 2 tahap yaitu tahap aerobik dan tahap an aerobik. Proses aerobik masih membutuhkan O2 dan hasil prosesnya berupa CO2. Proses ini berakhir bila O2 dalam ruangan habis. Dalam keadaanan an aerobik akan terjadi gas metan. Gas yang sudah terbentuk inilah nantinya akan
dialirkan ketempat pembakaran (kompor). Untuk pembuatan gas bio, kotoran ternak harus tersedia secara berkelanjutan. Pembuatan gas bio hanya bisa dilakukan oleh petani yang mempunyai ternak, minimal 2 ekor dan maksimal 15 ekor. Jadi pembuatan gas bio untuk bahan bakar sangat efektif dilakukan diderah-daerah yang banyak ternak. Selain penghasil gas, bio, kotoran ternak juga dapat menghasilkan biorang. Penggunaan kotoran ternak sebagai bahan pembuatan biorang tidak saja sebagai merupakan cara pemanfaatan energi yang lebih baik tetapi juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh kotoran ternak. Pembuatan biorang berbeda dengan pembuatan biogas. Dimana pembuatan biorang dilakukan dengan merobah kotoran ternak dalam bentuk briket dengan menggunakan alat cetak. Briket
yang sudah terbentuk dikeringkan dengan sinar matahari. Setelah kering, briket tersebut dimasukkan ke dalam alat pemanas. Alat pemanas diletakkan diatas kompor atau tungku. Setelah briket berubah jadi arang yang ditandai dengan habisnya asap yang keluar pada tempat pemanas. Lalu alat pemanas di buka dan briket yang masih membara disemprot dengan air. Briket yang sudah jadi arang ini dapat dipakai sebagai bahan bakar untuk memasak atau kebutuhan rumah tangga. Kelebihan biorang dari arang kayu biasa adalah : (1) Dapat menghasilkan
panas pembakaran yang tinggi, (2) Asap yang dihasilkan sedikit, (3) Bentuknya lebih
seragam karena pembuatannya dengan dicetakkan mempergunakan alat, (4)
Tampilan arangnya lebih menarik, (5) Pembuatan bahan baku dari bahan yang tidak
menimbulkan masalah dan dapat mengurangi pencernaan lingkungan, (6)
Kedua jenis bahan bakar ini yaitu bio gas dan biorang pada kondisi tertentu dapat
menggantikan fungsi minyak tanah dan kayu sebagai sumber energi bahan bakar
untuk keperluan rumah tangga. Penulis, Peneliti BPTP-Sumbar.









BAB II
TEORI

2.1 SEJARAH BIOGAS
Sejarah penemuan proses anaerobik digestion untuk menghasilkan biogas tersebar di benua Eropa. Penemuan ilmuwan Volta terhadap gas yang dikeluarkan di rawa-rawa terjadi pada tahun 1770, beberapa dekade kemudian, Avogadro mengidentifikasikan tentang gas metana. Setelah tahun 1875 dipastikan bahwa biogas merupakan produk dari proses anaerobik digestion. Tahun 1884 Pasteour melakukan penelitian tentang biogas menggunakan kotoran hewan. Era penelitian Pasteour menjadi landasan untuk penelitian biogas hingga saat ini.
Selain itu Sejak tahun 1970 an, Denmark telah melakukan riset, pengembangan, dan aplikasi teknologi ini; mereka tercatat memiliki 20 instalasi pengolahan biogas tersentralisasi (centralized plant) dan 35 instalasi farming plant (Raven dkk, 2005). China juga telah membangun 7 juta unit reaktor biogas pada tahun 1980 an, sedangkan India juga mencanangkan tak kurang dari 400,000 reaktor biogas pada kurun waktu yang sama.
Dari lamanya pengembangan dan aplikasi teknologi biogas di dunia, dapat dikatakan bahwa teknologi ini sudah cukup mapan dan terbukti dapat memproduksi energi non BBM yang sekaligus ramah lingkungan.
2.2 komposisi biogas
Biogas sebagian besar mengandung gs metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2), dan beberapa kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya hydrogen sulfida (H2S) dan ammonia (NH3) serta hydrogen dan (H2), nitrogen yang kandungannya sangat kecil. Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana (CH4). Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi (nilai kalor) pada biogas, dan sebaliknya semakin kecil kandungan metana semakin kecil nilai kalor. Kualitas biogas dapat ditingkatkan dengan memperlakukan beberapa parameter yaitu : Menghilangkan hidrogen sulphur, kandungan air dan karbon dioksida (CO2). Hidrogen sulphur mengandung racun dan zat yang menyebabkan korosi, bila biogas mengandung senyawa ini maka akan menyebabkan gas yang berbahaya sehingga konsentrasi yang di ijinkan maksimal 5 ppm. Bila gas dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih berbahaya karena akan membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu sulphur dioksida /sulphur trioksida (SO2 / SO3). senyawa ini lebih beracun. Pada saat yang sama akan membentuk Sulphur acid (H2SO3) suatu senyawa yang lebih korosif. Parameter yang kedua adalah menghilangkan kandungan karbon dioksida yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas, sehingga gas dapat digunakan untuk bahan bakar kendaraan. Kandungan air dalam biogas akan menurunkan titik penyalaan biogas serta dapat menimbukan korosif.
2.3 reaktor biogas
Ada beberapa jenis reactor biogas yang dikembangkan diantaranya adalah reactor jenis kubah tetap (Fixed-dome), reactor terapung (Floating drum), raktor jenis balon, jenis horizontal, jenis lubang tanah, jenis ferrocement. Dari keenam jenis digester biogas yang sering digunakan adalah jenis kubah tetap (Fixed-dome) dan jenis Drum mengambang (Floating drum). Beberapa tahun terakhi ini dikembangkan jenis reactor balon yang banyak digunakan sebagai reactor sedehana dalam skala kecil.
1. Reaktor kubah tetap (Fixed-dome)
Reaktor ini disebut juga reaktor china. Dinamakan demikian karena reaktor ini dibuat pertama kali di chini sekitar tahun 1930 an, kemudian sejak saat itu reaktor ini berkembang dengan berbagai model. Pada reaktor ini memiliki dua bagian yaitu digester sebagai tempat pencerna material biogas dan sebagai rumah bagi bakteri,baik bakteri pembentuk asam ataupun bakteri pembentu gas metana. bagian ini dapat dibuat dengan kedalaman tertentu menggunakan batu, batu bata atau beton. Strukturnya harus kuat karna menahan gas aga tidak terjadi kebocoran. Bagian yang kedua adalah kubah tetap (fixed-dome). Dinamakan kubah tetap karena bentunknya menyerupai kubah dan bagian ini merupakan pengumpul gas yang tidak bergerak (fixed). Gas yang dihasilkan dari material organik pada digester akan mengalir dan disimpan di bagian kubah.
Keuntungan dari reaktor ini adalah biaya konstruksi lebih murah daripada menggunaka reaktor terapung, karena tidak memiliki bagian yang bergerak menggunakan besi yang tentunya harganya relatif lebih mahal dan perawatannya lebih mudah. Sedangkan kerugian dari reaktor ini adalah seringnya terjadi kehilangan gas pada bagian kubah karena konstruksi tetapnya.
2. Reaktor floating drum
Reaktor jenis terapung pertama kali dikembangkan di india pada tahun 1937 sehingga dinamakan dengan reaktor India. Memiliki bagian digester yang sama dengan reaktor kubah, perbedaannya terletak pada bagian penampung gas menggunakan peralatan bergerak menggunakan drum. Drum ini dapat bergerak naik turun yang berfungsi untuk menyimpan gas hasil fermentasi dalam digester. Pergerakan drum mengapung pada cairan dan tergantung dari jumlah gas yang dihasilkan. Keuntungan dari reaktor ini adalah dapat melihat secara langsung volume gas yang tersimpan pada drum karena pergerakannya. Karena tempat penyimpanan yang terapung sehingga tekanan gas konstan. Sedangkan kerugiannya adalah biaya material konstruksi dari drum lebih mahal. faktor korosi pada drum juga menjadi masalah sehingga bagian pengumpul gas pada reaktor ini memiliki umur yang lebih pendek dibandingkan menggunakan tipe kubah tetap.
3. Reaktor balon
Reaktor balon merupakan jenis reaktor yang banyak digunakan pada skala rumah tangga yang menggunakan bahan plastik sehingga lebih efisien dalam penanganan dan perubahan tempat biogas. reaktor ini terdiri dari satu bagian yang berfungsi sebagai digester dan penyimpan gas masing masing bercampur dalam satu ruangan tanpa sekat. Material organik terletak dibagian bawah karena memiliki berat yang lebih besar dibandingkan gas yang akan mengisi pada rongga atas.
2.4 Konversi energy
Konversi limbah melalui proses anaerobik digestion dengan menghasilkan biogas memiliki beberapa keuntungan, yaitu :- biogas merupakan energi tanpa menggunakan material yang masih memiliki manfaat termasuk biomassa sehingga biogas tidak merusak keseimbangan karbondioksida yang diakibatkan oleh penggundulan hutan (deforestation) dan perusakan tanah.- Energi biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar fosil sehingga akan menurunkan gas rumah kaca di atmosfer dan emisi lainnya.- Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang keberadaannya duatmosfer akan meningkatkan temperatur, dengan menggunakan biogas sebagai bahan bakar maka akan mengurangi gas metana di udara.- Limbah berupa sampah kotoran hewan dan manusia merupakan material yang tidak bermanfaaat, bahkan bisa menngakibatkan racun yang sangat berbahaya. Aplikasi anaerobik digestion akan meminimalkan efek tersebut dan meningkatkan nilai manfaat dari limbah.- Selain keuntungan energy yang didapat dari proses anaerobik digestion dengan menghasilkan gas bio, produk samping seperti sludge. Meterial ini diperoleh dari sisa proses anaerobik digestion yang berupa padat dan cair. Masing-masing dapat digunakan sebagai pupuk berupa pupuk cair dan pupuk padat.
2.5 Prinsip Kerja Reaktor Biogas
Teknologi biogas pada dasarnya memanfaatkan proses pencernaan yang dilakukan oleh bakteri methanogen yang produknya berupa gas methana (CH4). Gas methana hasil pencernaan bakteri tersebut bisa mencapai 60% dari keseluruhan gas hasil reaktor biogas, sedangkan sisanya didominasi CO2. Bakteri ini bekerja dalam lingkungan yang tidak ada udara (anaerob), sehingga proses ini juga disebut sebagai pencernaan anaerob (anaerob digestion).
Bakteri methanogen akan secara natural berada dalam limbah yang mengandung bahan organik, seperti kotoran binatang, manusia, dan sampah organik rumah tangga. Keberhasilan proses pencernaan bergantung pada kelangsungan hidup bakteri methanogen di dalam reaktor, sehingga beberapa kondisi yang mendukung berkembangbiaknya bakteri ini di dalam reaktor perlu diperhatikan, misalnya temperatur, keasaman, dan jumlah material organik yang hendak dicerna.
Tahap lengkap pencernaan material organik adalah sebagai berikut (Wikipedia, 2005):1. Hidrolisis. Pada tahap ini, molekul organik yang komplek diuraikan menjadi bentuk yang lebih sederhana, seperti karbohidrat (simple sugars), asam amino, dan asam lemak.2. Asidogenesis. Pada tahap ini terjadi proses penguraian yang menghasilkan amonia, karbon dioksida, dan hidrogen sulfida.3. Asetagenesis. Pada tahap ini dilakukan proses penguraian produk acidogenesis; menghasilkan hidrogen, karbon dioksida, dan asetat.4. Methanogenesis. Ini adalah tahapan terakhir dan sekaligus yang paling menentukan, yakni dilakukan penguraian dan sintesis produk tahap sebelumnya untuk menghasilkan gas methana (CH4). Hasil lain dari proses ini berupa karbon dioksida, air, dan sejumlah kecil senyawa gas lainnya.
Di dalam reaktor biogas, terdapat dua jenis bakteri yang sangat berperan, yakni bakteri asam dan bakteri methan. Kedua jenis bakteri ini perlu eksis dalam jumlah yang berimbang. Kegagalan reaktor biogas bisa dikarenakan tidak seimbangnya populasi bakteri methan terhadap bakteri asam yang menyebabkan lingkungan menjadi sangat asam (pH kurang dari 7) yang selanjutnya menghambat kelangsungan hidup bakteri methan (Garcelon dkk).
Keasaman substrat/media biogas dianjurkan untuk berada pada rentang pH 6.5 s/d 8 (Garcelon dkk). Bakteri methan ini juga cukup sensitif dengan temperatur. Temperatur 35 oC diyakini sebagai temperatur optimum untuk perkembangbiakan bakteri methan (Garcelon dkk).
2.6 proses penelitian biogas



Gbr. 5 rangkaian alat
Berikut akan diuraikan langkah-langkah penelitian yaitu :1) Siapkan Material, 2) Rancang komponen-komponen utama biogas yang terdiri dari : a) tabung pencerna, b) tabung penyekat, c) tabung gas sementara dan d) tabung gas murni. 3)Rangkai komponen alat biogas dengan proses pengelasan, pengerindaan dan pengecoran,






Pupuk Organik sisa hasil pembuatan gas methan

Kompor dengan bahan bakar biogas





BAB III
Kesimpulan

Harga bahan bakar minyak yang makin meningkat dan ketersediaannya yang makin menipis serta permasalahan emisi gas rumah kaca merupakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat global. Upaya pencarian akan bahan bakar yang lebih ramah terhadap lingkungan dan dapat diperbaharui merupakan solusi dari permasalahan energi tersebut. Untuk itu indonesia yang memiliki potensi luas wilayah yang begitu besar, diharapkan untuk segera mengaplikasi bahan bakar nabati. Biogas merupakan gas yang dihasilkan dari proses anaerobik digestion dan memiliki prosepek sebagai energi pengganti bahan bakar fosil yang keberadaaanya makin sedikit.

Selasa, 08 September 2009

its motherhood

Islâm has not insulted the woman, but you have insulted motherhood!

November 1, 2008 in Uncategorized | Tags: islam, love, motherhood, Mustafa Islamoglu, paradise, Paradise under the mothers’ feet, woman

Is it a mere coincidence that someone comes and claims that Islâm has insulted the woman? The issue is in some way related to motherhood. How’s that? Once you look into the motives of the ‘modern’ gentlemen or ladies who claim that Islâm has insulted the woman, you will see how badly they have insulted the motherhood. This is their mid-point.

They employ many a technique of insulting the motherhood. Among these first comes treating mothers, who do the most honourable job in the world, as “jobless” women. In their opinion, one has to leave home in order to be working. One has to see the street and let the street see oneself. So that a woman counts as “being working”, it is made a condition for her to show herself to the public. She is required to do work from 8 o’clock in the morning till 9 o’clock in the evening (because the woman is a cheap labour force).

There are also other things that are necessary for these: They are the things which are stipulated by the modern visibility. It is absolutely impossible for one to go to work wearing the same clothes, having the same hair colour, in the same shoes and with the same handbag everyday! It is necessary to become renewed, to adapt one’s colour. It is required to have a dress suited to one’s hair, shoes suited to the dress, a handbag suited to the shoes, a wallet suited to the handbag and a mobile phone suited to it.

As for the items that are out of fashion, they have to be replaced. That’s why one has to follow the fashion. In brief one has to become oil in the production-consumption’s wheels and become flour in the production-consumption’s mill.

One has to work for all of these. How can one gain the resources to meet these expenses unless one works? If this too is not sufficient, one has to gain more and more. If it is not possible to gain more without spending more, one has to spend more. If it is not possible to gain more and more without showing oneself, one has to show oneself more. If it is necessary to attract more attention in order to show oneself more, one has to do so. If it is necessary to spend more than everybody else in order to do it, one has to do so. And, in order to spend more than everybody else, one has to gain more than everybody else.

Which was necessary for which? I got confused about it…

That which is done by a woman without leaving her home and doing regular paid work outside is not “work”. It is regarded as an “inability” and treated with contempt even by a loose woman curling her lip and saying ‘she is just a housewife’. The modern think that being a housewife, i.e. being a woman who looks after her home is a job which should be treated with disdain. Being a businesswoman is liked more. Being a streetwalker is even liked more than the other.

In the eyes of the modern, she plays duck and drakes (!) with her husband’s money. Is it her boss’s money? Or is it her superior’s scolding? Is it the unpleasant smell coming from the mouth of this and that man? Is it the humiliating condition endured in overcrowded buses and minibuses on the way to and from work? Well, they are part of the job, one would say. She is supposed to depend on anything else but not to make use of her husband’s earnings. She is supposed to receive a scolding from anyone whether it is the superior, foreman or boss, but not from her husband. Even a remark made by a street yahoo or a market macho lout is considered less harmful…

When talking about housewives, the first thing they would say is ‘Ugh! She is not free (!).’ In their opinion, they are themselves free even if they get told off for leaving work half an hour earlier. They are free in spite of the strict control applied at work. They are free even though when asked, ‘Are you available tomorrow?’ they say, ‘I’ll be at work and I return home very tired.’ But, they would say, ‘a housewife is almost a captive, my dear…’

But she is a mother, she has children. In other words, she is doing the most worthy, the most noble and the most glorious job in the world. That is to say she is bringing up a human being. Children cannot grow in the street. They grow at home.

Even so, she is still an unemployed woman. Motherhood doesn’t count as work. According to the modern, motherhood counts as unemployment. Motherhood is regarded as drudgery. And what is comic about it: To work at sectors established for looking after other people’s children is considered as “work”, whereby the woman working there is considered as “a working and producing woman”, but to look after one’s own child doesn’t isn’t considered as “work”. The following happens when one of the modern by accident becomes a mother: the father goes to work, the mother goes to work, the child goes to a day nursery, the home is boarding-house, and the family are boarders…

What comes next is the dilemma “a baby or a dog,” as it is common in France, Germany and Holland. Dogs are becoming more adorable than children to a modern woman. First of all, it doesn’t deform the body… Of course: It is necessary to see that these are the facts of the selfish modernity.

But there is a small problem: The dog must necessarily be small; as small as to be taken on one’s lap and to be loved. After all, she is a woman. She is born with the instinct to take a living being in her lap and to love it. It can’t be helped. She will love. Well, couldn’t she love a baby rather than a dog? When we compare the figures of babies and dogs in Europe (I know that they are not quiet comparable with each other, bur try to understand), we receive the following answer: No, not by any manner of means! (The number of registered dogs in Germany nearly equals its population.)

All right, but a dog is as expensive as a baby.

Even so! One should not take notice of such small faults.

Even if she happens to have given birth to a child, she has not loved motherhood and has not been a loving mother to her child (At the same time, there are also those who mother marvellously even though they haven’t had a childbirth). Since she hasn’t been a loving mother she hasn’t developed her feelings, hasn’t broadened her horizons, hasn’t acquired experience and her wisdom is zero. Yet, it doesn’t matter to her; she has a dog and also a job with working hours. She regards herself to be in a position to put on airs before all mothers.

And this is what I am writing here: Islâm, that has spread Paradise under the mothers’ feet, has not insulted the woman. But the modern ones who only believe in the life of this world and who seek Paradise in this world insult the motherhood in a cool-blooded manner. What’s more, they are so despite the fact that each of them was born to a mother.

How shameful! How impudent! How silly!

Senin, 07 September 2009

sunyi..

lagi sibuk ngerjai tugas yannnnnng seabrek.. do'ain yah..
tapi kepikiran terus ma keluarga dikampung,, I mizz u..ALL