“Jangan katakan kepada Allah kalau kita punya
masalah, tapi katakan kepada masalah kalau kita punya Allah”
Kutipan di atas saya copas dari status
Facebook salah satu teman saya. Setelah membaca status itu saya langsung
me-like-Nya padahal baru beberapa detik muncul di laman Facebook. Karena
menurut saya kata-kata di atas sangat luar biasa. Iya, di tengah banyak
dinding-dinding Facebook digunakan sebagai luapan keluh kesah,
kekesalan, dsb. Yang seolah-olah menunjukkan ketidakikhlasan kita dalam
menerima segala takdir ketentuan Allah Swt, teman saya ini meng-update status
dengan nilai optimis.
Status teman saya di atas sangat luar biasa
menurut saya, dan status seperti itulah yang semestinya kita publish ke
depan facebooker mania. Karena dengan membaca status yang luar biasa
itu, teman kita yang membacanya mungkin akan tercerahkan walau boleh jadi
sebelum membaca status kita itu dia sedang kegundahan. Kemudian biasanya status
yang luar biasa di laman Facebook akan memunculkan komen-komen luar biasa
lainya. Kalau begitu bukankah pahala akan mengalir kepada si peng-update status
itu? Karena dia telah mencerahkan yang sedang gundah,memberi solusi yang sedang
dirundung masalah.Jika ini yang terjadi, maka satu sisi fositif laman “muka
buku” ini telah dirasakan, dan kita telah menanam satu kebajikan.
Jika sebalik-Nya yang kita lakukan, yakni
meng-update status-status yang berisi keluhan, emosi, cacian dan lain
sebagainya. Apakah itu tidak menimbulkan satu dosa bagi kita sendiri. Karena
kita sangat dilarang berkeluh kesah akan masalah atau takdir yang kita jalani.
Kemudian jika ada teman yang memberikan jempol manis-nya akan status yang
berisi keluh kesah itu, apakah dia tidak dikatakan melakukan sebuah keburukan
karena seolah teman kita itu merasa setuju dengan apa yang kita update(keluh
kesah kita).Jika itu yang terjadi berarti kita telah menanam satu keburukan
bagi diri sendiri bahkan orang lain.
Jujur saya sangat tidak suka ketika membaca
status-status teman saya yang berisi keluh kesah, sumpah serapah, atau cacian
atas apa yang sedang mereka rasakan saat meng-update status-status
mereka tersebut. Apalagi kalau saya tau mereka adalah teman-teman saya yang
sama-sama telah mengenyam pendidikan pesantren yang diajarkan bagaimana
sebenarnya kita dalam menghadapi sebuah masalah. Yaitu dengan mendekatkan diri
kepada Allah serta introspeksi diri. Mungkin jadi masalah itu datang sebagai
teguran darinya atas apa yang telah kita lakukan sebelum-Nya atau masalah itu
datang sebagai ujian untuk men-tes keimanan kita.
Ketika kita ditimpa sebuah permasalahan,
berarti Allah mau kita lebih dewasa dalam menghadapi hidup ini. Ketika kita ditimpa
musibah, berarti Allah ingin agar kita mendekat kepadanya. Ketika kita ditimpa
kesusahan, berarti Allah telah menyediakan untuk kita kemudahan. Karena
sesungguhnya dibalik permasalahan ada proses pendewasaan, dibalik musibah ada
hikmah, dibalik kesusahan ada kemudahan.
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada
kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”(QS. al-Insyiroh: 5-6)
Ketika permasalahan datang menghampiri,
jangan mengeluh di hadapan sang pencipta, jangan memberontak akan keputusannya
apalagi mengatakan bahwa Allah tidak adil. Namun, mintalah agar kita diberi
kesabaran serta ketegaran dalam menghadapinya, diberikan solusi yang terbaik
bagi kita, dan selalu mengharap dia memberikan ganjaran pahala untuk kita.
Tanpa malam purnama takkan indah. Tanpa lapar
nikmat makanan takkan terasa. Tanpa dahaga sejuknya dingin air takkan memberi
banyak makna. Begitu juga kemenangan atau kemudahan takkan banyak memberi arti
tanpa didahului rintangan masalah kesusahan. Setelah mendung terbitlah cerah.
Tak ada hidup tanpa masalah, karena masalah
adalah sunnah-Nya. Yang kita perlukan hanya kebijakan dalam menyikapinya. Jika
ketegaran yang kita bina, nikmat masalah akan terasa. Jika keluhan yang kita
bina sengsara masalah akan selalu bertambah.
Masalah datang untuk kita hadapi, bukan untuk
dicaci atau dimaki. Masalah adalah mediator dalam proses pendewasaan. Tanpa
masalah kita takkan pernah dewasa. Tanpa masalah kita takkan menjadi orang yang
luar biasa.”Jalan yang lurus dan mulus takkan pernah menghasilkan pengemudi
yang hebat. Laut yang tenang takkan pernah menghasilkan pelaut yang tangguh.
Langit yang cerah takkan pernah menghasilkan pilot yang handal.”
Di saat kita mencari solusi dalam suatu
masalah, di saat itulah sebuah proses pendewasaan hidup akan dimulai. maka,
berbahagialah mereka yang memiliki masalah dan mampu mengatasi masalah tersebut
dengan brilian, yaitu dengan tetap selalu bersandar akan keputusan sang
eksekutor yang maha adil setelah tawakal dilakukan. Mari bersama taklukkan masalah…!
Sip..
BalasHapuslife is problem